THR atau Tunjangan Hari Raya merupakan hak yang wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada karyawannya menjelang hari raya keagamaan. Bagi karyawan harian, perhitungan THR sedikit berbeda dengan karyawan tetap. Berikut cara menghitung THR karyawan harian:
- Hitung rata-rata upah harian: Jumlahkan seluruh upah yang diterima karyawan selama 12 bulan terakhir, kemudian bagi dengan jumlah hari kerja selama periode tersebut.
- Kalikan dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa: Rata-rata upah harian dikalikan dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa.
- Tambahkan tunjangan tetap: Jika karyawan menerima tunjangan tetap seperti tunjangan makan atau transportasi, tambahkan tunjangan tersebut ke hasil perhitungan pada poin 2.
Contoh perhitungan THR karyawan harian:
- Rata-rata upah harian: Rp 100.000
- Jumlah hari kerja selama bulan puasa: 20 hari
- THR = Rp 100.000 x 20 = Rp 2.000.000
Jika karyawan juga menerima tunjangan tetap sebesar Rp 50.000 per bulan, maka THR yang diterima menjadi Rp 2.000.000 + Rp 50.000 = Rp 2.050.000.
Perlu diingat bahwa aturan perhitungan THR dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sebaiknya perusahaan berkonsultasi dengan Dinas Ketenagakerjaan setempat untuk memastikan perhitungan THR sudah benar.
1. Menghitung Rata-Rata Upah Harian
Menghitung rata-rata upah harian merupakan langkah awal yang krusial dalam cara menghitung THR karyawan harian. Rata-rata upah harian menjadi dasar perhitungan THR yang akan diterima karyawan.
-
Komponen Perhitungan
Rata-rata upah harian dihitung dengan menjumlahkan seluruh upah yang diterima karyawan selama 12 bulan terakhir, kemudian dibagi dengan jumlah hari kerja selama periode tersebut. Upah yang dihitung meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, dan insentif.
-
Contoh Perhitungan
Misalnya, seorang karyawan menerima gaji pokok Rp 3.000.000 per bulan, tunjangan tetap Rp 500.000 per bulan, dan insentif Rp 1.000.000 selama 12 bulan terakhir. Jumlah hari kerja selama periode tersebut adalah 240 hari. Maka, rata-rata upah harian karyawan tersebut adalah (3.000.000 + 500.000 + 1.000.000) / 240 = Rp 18.750.
-
Implikasi dalam Perhitungan THR
Rata-rata upah harian yang telah dihitung kemudian digunakan untuk menghitung THR. THR karyawan harian dihitung dengan mengalikan rata-rata upah harian dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa.
Dengan memahami cara menghitung rata-rata upah harian, perusahaan dapat memastikan bahwa THR yang dibayarkan kepada karyawan harian sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Mengalikan dengan Jumlah Hari Kerja Selama Bulan Puasa
Langkah selanjutnya dalam cara menghitung THR karyawan harian adalah mengalikan rata-rata upah harian dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa. Hasil perkalian ini akan menentukan nominal THR yang akan diterima karyawan.
Jumlah hari kerja selama bulan puasa merupakan faktor penting dalam perhitungan THR karena THR dibayarkan berdasarkan hari kerja, bukan hari kalender. Dengan mengalikan rata-rata upah harian dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan menerima THR yang sesuai dengan jumlah hari kerja mereka selama periode tersebut.
Sebagai contoh, jika seorang karyawan memiliki rata-rata upah harian sebesar Rp 50.000 dan bekerja selama 20 hari pada bulan puasa, maka THR yang akan diterima karyawan tersebut adalah Rp 50.000 x 20 = Rp 1.000.000.
Memahami pentingnya mengalikan rata-rata upah harian dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa sangat penting dalam cara menghitung THR karyawan harian. Dengan melakukan perhitungan yang tepat, perusahaan dapat memenuhi kewajiban pembayaran THR kepada karyawannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Menambahkan Tunjangan Tetap (Jika Ada)
Dalam cara menghitung THR karyawan harian, tunjangan tetap juga perlu dipertimbangkan jika ada. Tunjangan tetap merupakan penghasilan non-gaji yang diterima karyawan secara rutin setiap bulan, seperti tunjangan makan, tunjangan transportasi, atau tunjangan keluarga.
-
Menghitung THR dengan Tunjangan Tetap
Jika karyawan menerima tunjangan tetap, maka tunjangan tersebut harus ditambahkan ke hasil perkalian rata-rata upah harian dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa. Penambahan tunjangan tetap ini bertujuan untuk menghitung THR yang lebih komprehensif dan sesuai dengan penghasilan karyawan.
-
Contoh Perhitungan
Sebagai contoh, jika seorang karyawan memiliki rata-rata upah harian sebesar Rp 50.000, bekerja selama 20 hari pada bulan puasa, dan menerima tunjangan tetap sebesar Rp 100.000 per bulan, maka THR yang akan diterimanya adalah (Rp 50.000 x 20) + Rp 100.000 = Rp 1.100.000.
-
Implikasi dalam Pembayaran THR
Dengan mempertimbangkan tunjangan tetap dalam perhitungan THR, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan menerima THR yang lebih adil dan sesuai dengan kontribusi mereka kepada perusahaan.
Memahami cara menambahkan tunjangan tetap dalam cara menghitung THR karyawan harian penting untuk memastikan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan ketenagakerjaan dan menjaga hubungan industrial yang harmonis.
Tips Menghitung THR Karyawan Harian
Memastikan perhitungan THR karyawan harian yang akurat dan sesuai dengan ketentuan hukum ketenagakerjaan sangat penting. Berikut ini beberapa tips yang dapat membantu:
Tips 1: Pahami Definisi Rata-Rata Upah Harian
Rata-rata upah harian dihitung dengan menjumlahkan seluruh upah yang diterima karyawan selama 12 bulan terakhir, dibagi dengan jumlah hari kerja selama periode tersebut. Pengertian upah mencakup gaji pokok, tunjangan tetap, dan insentif.
Tips 2: Hitung Hari Kerja Selama Bulan Puasa
THR dihitung berdasarkan jumlah hari kerja selama bulan puasa. Pastikan untuk menghitung hari kerja dengan benar, termasuk hari libur nasional dan cuti yang diambil karyawan.
Tips 3: Perhatikan Tunjangan Tetap
Jika karyawan menerima tunjangan tetap seperti tunjangan makan atau transportasi, maka tunjangan tersebut harus dimasukkan dalam perhitungan THR. Tambahkan tunjangan tetap ke hasil perkalian rata-rata upah harian dan jumlah hari kerja selama bulan puasa.
Tips 4: Sesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Peraturan mengenai perhitungan THR dapat berubah dari waktu ke waktu. Pastikan untuk selalu mengikuti peraturan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan.
Tips 5: Dokumentasikan Perhitungan
Simpan catatan perhitungan THR dengan baik, termasuk rincian upah, jumlah hari kerja, dan tunjangan yang dibayarkan. Dokumentasi ini penting untuk audit atau pemeriksaan oleh pihak berwenang.
Dengan mengikuti tips ini, perusahaan dapat menghitung THR karyawan harian dengan akurat dan sesuai dengan ketentuan hukum ketenagakerjaan.
Kesimpulan Cara Menghitung THR Karyawan Harian
Cara menghitung THR karyawan harian telah dibahas secara komprehensif pada artikel ini. Dengan memahami langkah-langkah penghitungan, yaitu menghitung rata-rata upah harian, mengalikan dengan jumlah hari kerja selama bulan puasa, dan menambahkan tunjangan tetap (jika ada), perusahaan dapat memastikan bahwa THR yang dibayarkan kepada karyawan harian sudah sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Perhitungan THR yang akurat sangat penting untuk memenuhi hak karyawan dan menjaga hubungan industrial yang harmonis. Dengan mengikuti tips yang telah diuraikan sebelumnya, perusahaan dapat menghitung THR karyawan harian dengan benar dan tepat waktu.